Pages

Rabu, 27 Maret 2013

Gaya Kepemimpinan




Nama      : Muhammad Yusup
kelas       : 2KA32
Npm        :15111013
sumber :www.google.com 

Gaya Kepemimpinan 
      Ketika berbicara tentang Organisasi, maka tentunya kita berbicara tentang personal yang mendukung dan mewarnai bergeraknya roda organisasi (pimpinan dan bawahan) serta nilai akhir yang akan dicapai (tujuan). Sobat semua, kita sudah berbicara soal Kepemimpinan dan Tipenya. Namun, ada hal terpenting yang juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin yakni Gaya Kepemimpinan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglRH2LKtRuQOkCf24IzID18rE-dJAcOcXV4taWzj5kRTd7fvOMjwbUQEl8LepI-e6kwNflw7yjVOs-ndxYA1-OluYK5qa74NjZUMq_BbYntpdGlvbMp6yvWY2ld2WNSHdFT5xI46P1Thvk/s200/leadership+1.jpg
Gaya Kepemimpinan
      Menurut Heidjrachman dan S. Husnan (2002: 224), “Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Fandi Tjiptono (2001:161), “Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya”.
      Sementara itu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 1994:29). Menurut Heidjrachman dan Husnan (2002:173) “seorang pemimpin harus memiliki sifat perceptive artinya mampu mengamati dan menemukan kenyataan dari suatu lingkungan”. Untuk itu ia harus mampu melihat, mengamati, dan memahami keadaan atau situasi tempat kerjanya, dalam artian bagaimana para bawahannya, bagaimana keadaan organisasinya, bagaimana situasi penugasannya, dan juga tentang kemampuan dirinya sendiri. la harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk memilih gaya kepemimpinan yang akan digunakan, perlu dipertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
      Meskipun banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, Haris dalam Heidjrachman dan Husnan (2002: 173) membaginya ke dalam 4 (empat) faktor yaitu: 
  1. faktor dalam organisasi 
  2. faktor bawahan 
  3. faktor pimpinan manajer 
  4. faktor situasi penugasan
      Dari pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang menggunakan gaya (style) yang dapat mewujudkan sasarannya misalnya dengan mendelegasikan tugas, mengadakan komunikasi yang efektif, memotivasi bawahannya, melaksanakan kontrol, dan seterusnya. 
=>contoh
Mungkin kita sering mendengar, para karyawan pada sebuah instansi baik pemerintah ataupun swasta ngerumpi, menceritakan gaya kepemimpinan atasannya atau pemimpinnya. Ada yang bilang, “Awas kepala…. sekarang orangnya galak”, ada lagi yang nyeletuk, “Kepala sekarang orangnya tegas disiplin, tapi sayangnya mata duitan”. “Kemarin Ibu A dibentak, ….” dan lain-lain. Betulkan itu pemimpin yang baik?
SEMUA orang mungkin saja bisa menjadi pemimpin, tapi tak semuanya bisa menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa tanda yang bisa dilihat apakah seseorang bisa menjadi pemimpin yang baik dan amanah. Seorang pemimpin tentu saja memikul tanggung jawab yang berat. Jika ia gagal menjadi seorang pemimpin yang baik, maka dampaknya bisa menjadi sangat buruk bagi orang-orang yang dipimpinnya. Jika ia tidak mampu memimpin, tentu saja hal ini akan berdampak pada kemajuan dan kelanggengan sebuah perusahaan atau lembaga.
Karena itulah, sebuah gaya kepemimpinan yang tepat sangat perlu dimiliki oleh seorang atasan. Berikut beberapa tanda atau ciri pemimpin yang baik dan sukses, seperti diungkapkan oleh Rebecca Hourston, Director of Programs Aspire, sebuah perusahaan di bidang penelitian, seperti dikutip dari Womensmedia.
1. Berani dan penuh percaya diri
Agar seorang atasan memiliki cahaya yang terang, ia harus memiliki keberanian untuk melakukan sebuah tantangan besar. Saat akan mengambil sebuah tantangan, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko dan harus terus berjalan, tak peduli yang dikatakan orang lain. Di sini karakter yang kuat sangat diperlukan oleh seorang pemimpin. Ia harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa apa yang akan dilakukannya ialah sesuatu yang benar dan akan mendatangkan sebuah perubahan yang besar. Inti dari gaya kepemimpinan ini ialah, jangan pernah takut mengambil risiko dan jangan pernah takut melakukan kesalahan.
Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya atasan melakukan evaluasi, hal penting dan menantang apa yang bisa dilakukannya. Selain itu, setiap hari selama satu minggu, buatlah tiga sampai lima hal tentang gaya kepemimpinan yang efektif jika diterapkan, kemudian terapkan gaya tersebut pada minggu berikutnya.
2. Mempertajam kekuatan
Seorang ahli di bidang emotional intelligence, Daniel Goleman, melakukan penelitian terhadap gaya kepemimpinan di 500 perusahaan dan menemukan beberapa tipe kepemimpinan yang menonjol, misalnya melihat jauh ke depan (visionary), demokratis, dan senang melatih. Nah, carilah keahlian atau kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai gaya kepemimpinan Anda. Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas Anda.
Gaya tersebut juga akan menjadi kekuatan yang akan mengantarkan Anda pada kesuksesan di dunia karier.
3. Padukan beberapa gaya kepemimpinan
Meski memiliki ciri khas gaya kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin juga bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya. Dalam penelitiannya, Goleman juga menegaskan bahwa para pemimpin yang sukses umumnya memadukan beberapa gaya kepemimpinan pada dirinya karena satu gaya saja tidak pernah cukup mengatasi masalah yang banyak.
Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan yang kebanyakan perempuan atau sebaliknya, gunakan pendekatan dengan gaya kepemimpinan yang lembut dan penuh perhatian. Tapi di saat tertentu, gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang tegas.
Untuk bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat, identifikasi wilayah dan karyawan yang ada di bawah atasan, kemudian carilah gaya kepemimpinan yang tepat untuk dipadukan dengan gaya kepemimpinan yang menjadi ciri khasnya. Setelah itu, lihat hasilnya dan lakukan evaluasi jika hasilnya belum maksimal.
4. Ciptakan tujuan
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang harus bisa mengomunikasikan tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai oleh timnya. Dengan mengomunikasikan, ini akan membuat bawahan merasa terpacu untuk mencapai target, dan atasan sang pemimpin juga bisa melihat bahwa pemimpin ini bisa membimbing anak buahnya.
Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang tepat, pelajarilah semua hal yang terjadi di luar perusahaan. Setelah itu, tentukan tujuan, bangun kerja tim, dan gerakkan mereka semua untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Pemberi semangat
Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa memberikan semangat dan mampu memotivasi karyawannya. Pemimpin haruslah bisa menempatkan dirinya sebagai seorang motivator saat karyawannya menemui halangan. Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi setiap karyawannya hingga tiap karyawan bisa memberikan yang terbaik bagi lembaganya atau perusahaan. Karena itulah, seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya pada dirinya sendiri, ”apa yang bisa saya berikan pada tim saya hari ini?”
6. Seimbang
Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu, ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.
7. Menjadi diri sendiri
Tak ada yang lebih baik selain menjadi diri sendiri. Karena itulah, jadilah pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha untuk menjadi orang lain yang bukan diri Anda.
Kunci Sukses Pemimpin Sukses dalam Perusahaan
BANYAK orang bisa menjadi pemimpin. Namun, berapa banyak yang bisa memimpin dengan sukses sekaligus menjadi inspirasi bagi orang banyak? Perubahan ekonomi, termasuk krisis global, mau tak mau banyak memberi perubahan bagi perusahaan.
Banyak perusahaan yang memilih untuk mencari karyawan-karyawan dengan keterampilan tinggi dan ide-ide segar agar perusahaan bisa bersaing di dunia industri. Kondisi ini tidak hanya terjadi di perusahaan-perusahaan besar atau multinasional.
Bahkan perusahaan yang lingkupnya lokal pun, lebih senang memilih karyawan yang punya keterampilan tinggi. Maka siapa pun karyawan yang hanya memiliki keahlian pas-pasan, sudah pasti tidak akan mampu bersaing.
Tentu saja banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan hal ini. Meski begitu, tak ada pilihan lain selain mengikuti arus yang berlaku. Martha C Wilson, pendiri dan CEO Transformation Systems, perusahaan yang fokus pada strategi eksekutif dan organisasi, menyatakan bahwa setiap orang sebenarnya memerlukan perubahan dalam hidupnya.
Dalam pekerjaannya, dia pun mengaku banyak membantu para karyawan dan para pemimpin untuk melakukan perubahan yang radikal dalam perusahaannya.
“Tak peduli bidang pekerjaan Anda, tujuan perubahan tersebut jelas, yaitu memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu semaksimal mungkin dengan risiko seminimal mungkin. Jika ini bisa dilakukan, bahkan mereka yang tidak menyukai perubahan akan mau melakukannya,” ujar Wilson, seperti dikutip dari womensmedia.com.
Menerima perubahan yang berkelanjutan
Perubahan yang menguntungkan hanya akan terjadi jika perubahan tersebut berjalan terusmenerus atau berkelanjutan. Namun, perubahan yang terlalu cepat justru akan memakan? ongkos? yang mahal dan membuat perubahan terbaik tidak akan mudah dicapai.
“Cara terbaik ialah dengan melakukan perubahan kecil tiap hari. Ciptakan dalam diri Anda atau dalam budaya perusahaan, yang menekankan perubahan yang kecil, tapi terus-menerus dan berhubungan satu dengan yang lain,” tegas Wilson.
Tentu saja hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Pilihannya hanya ada dua, sukses atau gagal. Nah, agar perubahan yang dijalankan bisa berjalan sukses, yang terlebih dahulu harus diubah ialah gaya kepemimpinannya. Dengan kata lain, sang pemimpinnya lah yang harus terlebih dahulu mengubah dirinya.
Pemimpin di sini bisa berarti segala hal. Bahkan Anda pun bisa disebut pemimpin bagi diri Anda sendiri. Lagi pula, menurut Wilson, jika dalam satu kelompok ada orang yang memiliki keahlian lebih dibanding yang lain, maka dia bisa menjadi pemimpin. Jika hal ini terjadi pada Anda, maka gunakan kesempatan ini untuk memimpin.
Memimpin dengan memberi contoh
Kepemimpinan yang baik ialah kepemimpinan yang dekat dengan mereka yang dipimpinnya. Jika Anda adalah seorang pemimpin dan menginginkan tim yang solid, penuh talenta dan ide-ide segar, maka sebelumnya Anda harus menunjukkan bahwa Anda memiliki ide-ide yang segar.
Intinya, sebelum Anda menuntut bawahan Anda, tuntutlah diri sendiri untuk melakukan hal tersebut dan tunjukkan bahwa Anda berhasil melakukannya. Dengan begitu, bawahan Anda akan menghargai dan menaruh kepercayaan kepada Anda. Hal ini juga untuk memberikan semangat bekerja dan berusaha kepada mereka.
Evaluasi diri
Agar Anda mampu memberi contoh, lakukan evaluasi diri terlebih dahulu. Coba teliti diri Anda, apakah tujuan kerja Anda sudah jelas dan fokus? Seberapa besar komitmen Anda terhadap rencana yang sudah ditetapkan? Apakah Anda punya semangat yang tinggi untuk melakukannya?
“Jika Anda sudah mampu menjawab dengan jujur pertanyaanpertanyaan tersebut sekaligus mengakui kelemahan dan kelebihan Anda, maka Anda baru akan mampu membuat perubahan dalam hidup dan perusahaan Anda,” tandas Wilson.
Semakin Anda memahami diri sendiri, maka Anda semakin mampu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu, Anda pun akan lebih siap menghadapi rintangan saat melakukan perubahan tersebut.
Belajar dari kesalahan
Tentu saja perubahan yang terus-menerus akan membuat Anda terus-menerus belajar. Belajar berarti Anda harus siap menerima kenyataan bahwa Anda bisa saja melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut harus melahirkan sebuah pelajaran baru bagi Anda.
Selanjutnya, hikmah dari kesalahan tersebut harus bisa membuat Anda menjadi setingkat lebih baik. Yang harus diperhatikan, jika Anda gagal, maka hal ini akan berpengaruh kepada bawahan Anda. Karena itulah, Anda juga harus menanamkan pola pikir belajar terus-menerus dan tidak takut menghadapi kesalahan sebagai bagian dari jalan menuju sukses.
Anda harus belajar melihat sisi lain dari kegagalan, kesalahan, ketakutan, dan kekhawatiran. Pembelajaran ini akan menuntun Anda pada kesadaran, kepedulian, dan kesabaran.
“Jika hal ini sudah Anda dapatkan, maka Anda akan menginspirasi orang-orang di sekeliling Anda. Stres bisa jadi malah akan meningkatkan energi dan semangat, kesalahan bisa menjadi pelajaran, dan Anda bisa mengartikan sebuah ketakutan menjadi suatu hal yang positif,” tegas Wilson.
Jika Anda bisa menularkan sikap positif ini ke banyak orang, maka Anda akan dianggap sebagai orang yang inspiratif. Sekali lagi, intinya ialah Anda harus melihat diri Anda dulu, memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, sebelum memperbaiki dan menginspirasi orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar